Kuis Pengetahuan Lingkungan

Nama    : Aloysius Andre Nathanael Hasudungan Manullang
NPM    : 2255061023
Kelas    : PSTI B

Dosen    : Rio Ariestia Pradipta, S.Kom, M.T.I


Permasalahan Lingkungan yang Terjadi di Lampung

Permasalahan sampah yang terdapat pada daerah Teluk Lampung


Akar Masalah yang Terjadi

Menurut data Dinas Lingkungan Hidup Lampung, sekitar 57000 ton sampah masuk ke perairan Lampung per tahun. Dari jumlah tersebut, sekitar 19000 ton berada di pesisir Teluk Lampung. Adapun sampah menuju laut di sekitar Kota Bandar Lampung, lebih dari 8000 ton per tahun. Karena karakteristik pesisir Bandar Lampung merupakan perairan yang menjorok ke daratan, sehingga, pada saat-saat tertentu sampah akan menumpuk di pesisir. Sampah yang dihasilkan itu, selain berasal dari aktivitas masyarakat ada juga kontribusi kiriman yang dibuang di hulu sungai hulu yang akhirnya bermuara ke laut. Penyebab bertambahnya sampah tersebut juga dapat disebabkan oleh bertambahnya masyarakat di Bandar Lampung yang tidak sebanding dengan kemampuan petugas dalam pengelolaan sampah.


Siapa yang Terdampak?

Semua masyarakat Teluk terkena dampak dari menumpuknya sampah tersebut, tetapi yang paling besar dampaknya adalah terhadap nelayan. Nelayan kerap kesulitan menjaring ikan akibat menumpuknya sampah. Akibatnya, sampah yang tersebar di laut seperti plastik, botol-botol, beling, paku, dll ikut masuk ke dalam jaring nelayan.


Analisa Solusi yang Dapat Dilakukan untuk Menyelesaikan Masalah

Adapun solusi yang dapat dilakukan untuk mencegah menumpuknya sampah adalah:
  1. Hindari penggunaan kantong dan botol plastik
    Kantong plastik dan botol air sekali pakai berdampak buruk bagi hewan, lingkungan, dan kesehatan. Dan meskipun kantong dan botol plastik dapat didaur ulang, banyak dari mereka tidak berakhir dengan daur ulang. Mereka juga membutuhkan sumber daya yang luar biasa untuk memproduksi dan mendaur ulang.
  2. Gunakan piring, mangkuk berbahan kaca dan yang bukan sekali pakai
    Gunakanlah piring atau mangkuk makan yang terbuat dari kaca. Alat makan yang terbuat dari kaca ini juga jauh lebih menjamin kesehatan makanan daripada yang terbuat dari plastik.
  3. Belanja lokal
    Saat berbelanja di pasar petani dan warung kecil yang dekat dengan rumah, Anda tidak hanya membantu perekonomian lokal, tetapi juga mengurangi jumlah limbah dan kebutuhan daur ulang. Produk yang ditanam secara lokal jarang datang dalam kemasan dan tidak menggunakan semua sumber daya yang terkait dengan pengiriman barang.
  4. Perbaiki barang rusak
    Perbaikilah barang-barang yang rusak, seperti jam dinding, atau kaki lemari yang copot dan barang lainnya. Cara itu dilakukan agar barang-barang di rumah Anda memiliki fungsi yang berjalan dengan normal. Artinya Anda tidak perlu lagi membeli barang baru sehingga akan menambah jumlah sampah di rumah.
  5. Daur ulang barang yang tidak dapat digunakan jika barang di rumah tidak lagi dapat diperbaiki
    Anda dapat mendaur ulang barang tersebut menjadi barang yang bermanfaat dan berfungsi kembali. Misalnya mendaur ulang kayu-kayu bekas lemari menjadi tempat duduk atau meja belajar, mengubah kain yang tidak terpakai menjadi lap pel rumahan, mengubah botol minum atau wadah makanan tak terpakai menjadi wadah pot tanaman dan sebagainya.


Siapa yang Harus Menerapkan Solusi Tersebut?

Masyarakat Teluk Lampung serta seluruh masyarakat di Indonesia dapat menerapkan solusi tersebut agar kedepannya sampah tidak semakin menumpuk khususnya pada laut.

Comments

Popular posts from this blog

Jurnal Perkuliahan Pengling Topik 12

Jurnal Perkuliahan Pengling Topik 10